Gus Quoies Hassan: Santri adalah Generasi Penerus Perjuangan Ulama

Yogyakarta, sunanpandanaran.com – Hari santri merupakan salah satu peringatan hari besar yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober sesuai dengan ketetapan presiden tahun 2015. Penetapan ini berdasarkan pada sejarah panjang perjuangan ulama dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan. Mengutip dari situs resmi Kemenag RI, hari santri tahun ini mengusung tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”. Tema tersebut menggambarkan peran santri dalam sejarah bangsa Indonesia.

Dalam memperingati hari santri nasional, Pondok Pesantren Sunan Pandanaran menggelar upacara bendera pada Sabtu (22/10/2022) di lapangan Komplek 3 yang diikuti oleh semua santri dan asatidz dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari RA, MI, MTs, MA dan STAI Sunan Pandanaran, juga santri dari komplek 1 sampai dengan komplek 10.

Upacara yang dimulai dari pukul 07.00 WIB ini diawali dengan kirab budaya oleh santri putra dan putri yang mengenakan pakaian adat dari 34 Provinsi di Indonesia.

Gus Quoies Hassan yang bertindak sebagai inspektur upacara dalam amanatnya mengungkapkan 3 hal yang dititipkan pendahulu kepada santri sebagai penerus perjuangan.

Pertama, akhlakul karimah. Semua santri dan penerus bangsa harus menanamkan akhlakul karimah agar bisa menjaga sikap, perilaku sehingga tidak saling mencela, mencaci maki dan menjelekan orang lain. Santri diharapkan bisa menjadi contoh dan teladan untuk bisa bermanfaat bagi orang sekitarnya.

Kedua, al-‘ilm. Beliau berpesan untuk tidak pernah putus asa dalam mencari ilmu, tidak pernah berhenti berdo’a, berusaha dan bertawakal.

“Ilmu pengetahuan akan memberikan kita kekuatan, dan akhlakul karimah akan memberikan kita kehormatan”, pesan beliau.

Ketiga, hubbul wathon atau cinta tanah air. Santri harus menjadi pribadi yang selalu siap dan sedia untuk membaktikan diri kepada bangsa Indonesia.

“Santri yang mencintai tanah airnya adalah santri yang mempunyai angan-angan tinggi untuk berkontribusi membangun bangsa dan negaranya”, lanjut beliau.

Lebih lanjut, beliau memberikan pendapat mengenai makna hari santri.

“Makna yang terpenting adalah kita bisa merefresh tujuan kita sebagai generasi penerus bangsa dan mengambil pelajaran dari pendahulu kita tentang kewajiban kita sebagai generasi muda untuk melanjutkan perjuangan-perjuangannya”, ungkap beliau.

Beliau juga memberikan kesan yang baik untuk kegiatan upacara hari santri tahun ini yang diadakan secara tatap muka, karena dua tahun sebelumnya upacara hari santri dilaksanakan di komplek masing-masing bahkan kegiatannya pun dilaksanakan secara daring.

“Tahun ini meriah sekali, karena melibatkan banyak komplek turut berpartisipasi memeriahkan hari santri  karena tahun kemarin hanya sekedar upacara, tidak ada apa-apa”.

Lebih lanjut Gus Quoies memberikan pesan kepada seluruh santri sebagai generasi penerus bangsa untuk memperbaiki niat.

“Kita harus memperbaiki niat kita dalam mondok dengan tujuan masuk kepesantren untuk belajar mengaji dan memperbaiki akhlak yang paling utama”, pungkas beliau.

Kegiatan upacara ini kemudian disambung dengan kirab santri MI Sunan Pandanaran dan pembagian hadiah perlombaan dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional tahun 2022.

1 komentar untuk “Gus Quoies Hassan: Santri adalah Generasi Penerus Perjuangan Ulama”

  1. Alhamdulillah… Kami haturkan kpd Bapak kyai ,guru ,pembina , dan pak banser santriwan santriwati banyak terimakasih telah membina dan membimbing putra Kami, insyaallah mjd anak yg qurotaa’yun . selamat Hari Santri Nasional 2022. ( berharap anaknya terlihat di beranda pandanaran)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *