Pandanaran Bersholawat dalam rangka tasyakur Khotmil Qur'an ke-49, Kamis (09/03/2023)

Pandanaran Bersholawat: Untaian Doa Menjemput Syafaat

Sore menjelang petang, hujan yang Insya Allah bersama rahmat-Nya turun membasahi bumi Pesantren Sunan Pandanaran. Seolah-olah turut mengaminkan doa yang dipanjatkan pada mujahadah Kamis Wage kala itu.

Sebenarnya agak khawatir apakah malamnya nanti jamaah akan banyak yang hadir. Namun Allah dengan Rahman Rahimnya berkata lain. Ba’da Maghrib hujan mulai reda. Segerombol para pecinta mulai berdatangan memenuhi sepanjang jalan Pandanaran.

Bahkan, berderet-deret bazar, baik makanan, pakaian, sorban, wangi-wangian, bahkan mainan anak telah berjejer rapi menghiasi riuhnya malam itu. Sekelompok kawula muda, baik yang berseragam maupun tidak, dengan peluit dan lampu sederhananya terlihat lincah memandu jalannya lalu lintas kendaraan. Semuanya terlihat kompak dalam memainkan perannya masing-masing.

Hanya satu harapan dalam agenda tahunan ini, mengharap keberkahan Al-Qur’an dan sholawat yang tiga tahun sebelumnya bukan ditiadakan, namun dibatasi karena adanya pandemi.

Tepat pada Malam Jum’at Kliwon, 09 Maret 2023, Ponpes Sunan Pandanaran menggelar tasyakur Khotmil Qur’an ke-49 bertajuk “Pandanaran Bersholawat” bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf.

Sehari sebelumnya memang telah dilaksanakan prosesi khotmil Qur’an yang diikuti oleh 2104 peserta serta sima’an terbuka juga khitan massal sebagai rangkaian acara tahunan kali ini.

Acara “Pandanaran Bersholawat” ini bersifat terbuka untuk umum sehingga sepanjang ruas jalan Pandanaran terlihat begitu sesak dipenuhi para pengunjung yang berdatangan.

Alunan sholawat yang dilantunkan Habib Syech menggema dari berbagai penjuru diiringi oleh puluhan penerbang pilihan yang memainkan hadrahnya dengan performa terbaiknya.

“Allahumma Sholli wa sallim ala sayyidina muhammadin sohibil busyro sholatan tubasysyiruna bihaa wa ahlana wa auladana wa jamii’a masyayikhinaa wa muallimiinaa wa tholabatanaa wa tholibatinaa min waumina hadza ilaa yaumil akhiroh”

Riuh suara jamaah pun saling bertautan satu sama lain. Gemerlap lampu warna-warni yang dibawa para santri turut menambah estetikanya pemandangan malam itu. Apalagi koreografi yang dibawakan oleh ribuan santri terlihat begitu kompak menambah semangat para hadirin dan tamu undangan untuk melantunkan sholawat.

Gemerlap lampu warna-warni beserta koreografi yang dibawakan para santri turut menghiasi bumi Pesantren Pandanaran

Tak kalah seru, jamaah yang berada di luar tampak mengibarkan bendera-bendera syekhermania maupun bendera lainnya. Sesekali, namun silih berganti, para jamaah terlihat tak ingin melewatkan meriahnya malam itu satu detik pun. Potret sana-sini atau mengambil video dengan gadget generasi terkini untuk memperbaharui story. Itung-itung sekaligus mengajak teman-teman dunia maya untuk bersholawat bersama. Mengajak orang untuk berbuat kebaikan berbalas pahala bukan?

Habih Syech malam itu tidak sendiri. Beliau ditemani dengan cucu tercintanya, Muhammad Hadi Assegaf yang menyita perhatian para jamaah, terlebih para santriwati. Beliau berdua juga ditemani oleh vokalis utama Hadrah Pandanaran, Gus Azka Sya’bana yang tak kalah populernya di kalangan para santri.

Para Ahlen Pandanaran dan para ulama lainnya di panggung utama tampak begitu semangat mengajak para santri dan jamaah untuk bersholawat bersama.

Seolah-olah ingin menyampaikan, “Ini adalah malam Sayyidul Ayyam di mana kita disunahkan untuk memperbanyak sholawat kepada junjungan agung kita, Nabi kita tercinta, Muhammad SAW. Apalagi yang memimpin bukan sembarang orang, melainkan Beliau yang nasabnya bersambung kepada yang kita sholawati”.

Bukankah Allah dalam Firman-Nya (Al-Ahzab:56) pernah bersabda bahwa Sesungguhnya Ia dan para Malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi, maka dari itu wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kepada Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya.

Acara semakin ramai setelah KH. Syarif Matnadjih turut membakar semangat para hadirin untuk bersholawat melalui mauidhoh hasanahnya.

Mauidhoh Hasanah disampaikan oleh KH Syarif Matnadjih Al-Hafidz pada acara Pandanaran Bersholawat

“Segala sesuatu datangnya dari Allah semata, jangankan penyakit, jangankan penderitaan, bahkan api neraka pun haram menyentuh tubuh orang yang bersholawat,” seru pengasuh PPTQ Sirrul Asror Istana Al-Qur’an Jakarta ini dengan semangat yang menggelora.

Acara diakhiri dengan pembacaan mahalul qiyam dilanjutkan dengan Yalal Wathon dan Lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai bukti rasa nasionalisme kita kepada NKRI tercinta.

Mudah-mudahan sholawat kita diterima oleh Allah SWT dan senantiasa mendapat syafaatul ‘udhma dari Nabi Agung Muhammad SAW kelak di yaumil kiamat nanti. Amin***

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *