Wonogiri, sunanpandanaran.com – Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, K.H. Taj Yasin Maemoen menghadiri peresmian Pondok Pesantren Syahiidah dan Madrasah Aliyah Syahiidah di Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah pada Minggu (27/8/2023), yang merupakan salah satu dari 11 cabang Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran-KH. Mu’tashim Billah, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Wonogiri-KH. Ahmad Ridho Murtadho, tokoh masyarakat setempat, serta peserta pemenang perlombaan adzan, da’i, dan hadroh dalam memperebutkan tropi Wakil Gubernur Jawa Tengah. Perlombaan tersebut merupakan rangkaian kegiatan peresmian, yang dilaksanakan pada Sabtu (26/8/2023) di Pondok Pesantren Syahiidah, Pracimantoro.
Wakil Gubernur merasa bersyukur kepada Allah dan berterimakasih kepada elemen masyarakat yang berkenan membantu pemerintah, khususnya pemerintah Wonogiri dalam mencerdaskan masyarakat di sekitar pondok pesantren.
“Adanya Pesantren dan Madrasah Aliyah ini tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk beribadah, dan belajar baik mengenai ilmu syariat ataupun hakikat. Selain itu, dalam peresmian pondok pesantren dan madrasah, pembahasannya tentu tidak luput dari kaya ‘kyai’ dan ‘ilmu’. Hal ini berhubungan dengan apa yang disampaikan oleh Gus Haris-Dzuriyyah Pandanaran bahwa kyai yang dimaksud disini adalah bahwa Pondok Pesantren Syahiidah memiliki ikatan dengan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, sambung dengan Pondok Pesantren Krapyak, dan pondok lainnya, termasuk memiliki ikatan dengan Pondok Pesantren Al-Anwar (Mbah Maimoen) sampai ke Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi mendapatkan ilmu, dibawa oleh Malaikat Jibril dari Allah SWT. Artinya, sanadnya jelas,” tutur Dzuriyyah KH. Maemoen Zubair ini.
Dapat ditarik kesimpulan bilamana ulama merupakan pewarisnya para nabi. Warisan yang diturunkan tersebut dalam segi keilmuan, bukan materi seperti Dinar dan Dirham. Sehingga jika kita perhatikan lebih lanjut, acap kali banyak orang yang menyampaikan bahwa, ‘Man aroda dun yaa fa’alaihi bil ‘ilmi, wa man arodal akhirota fa’alaihi bil ‘ilmi’. Sayangnya, nasihat ini acap kali dipisah oleh banyak masyarakat, sehingga keduanya dianggap memiliki perbedaan. Padahal jika ditinjau lebih jauh, keduanya memiliki persamaan. Dalam hal ini KH. Taj Yasin Maemoen bersyukur karena berdirinya Pondok Pesantren Syahiidah dan Madrasah Aliyah Syaahidah masih menggunakan kurikulum dengan muatan agama yang luas. Sehingga, penggabungan ini menjadi komponen tepat bagi masyarakat yang ingin mengenal pesantren. Hal inilah yang nantinya akan menimbulkan perspektif masyarakat terkait dengan pentingnya ilmu syariat.
Pondok Pesantren Syahiidah sendiri merupakan merupakan cabang Yayasan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, yang didirikan oleh almarhum almaghfurllah KH. Mufid Mas’ud dan Ibu Nyai Hj. Jauharoh Munnawir. Pondok Pesantren Sunan Pandanaran didirikan dalam rangka meneruskan keberlanjutan perjuangan dari guru-guru beliau, yaitu almarhum almaghfurllahuma KH. Munnawir Krapyak, KH. Muntaha Asyhari Kalibeber. Artinya, Pondok Pesantren Syahiidah ini bersambung sanad dengan beliau-beliau.
Selain itu, Pondok Pesantren Syahiidah ini berlangsung berkat dukungan dan support dari pemerintah di semua tingkatan, tokoh masyarakat, khususnya masyarakat Dusun Nangsri, Lebak, dan sekitarnya. Dukungan ini salah satunya diwujudkan dengan adanya wakaf dari masyarakat seluas 5.718 meter persegi. Kemudian untuk memeriahkan peresmian inilah, pihak pesantren mengadakan serangkaian acara, termasuk di dalamnya lomba adzan, da’i dan hadroh yang diikuti oleh jamaah Desa Lebak, Pracimantoro. (Putri Wulandari)
