Kunjungan Peserta Asia-Oceania Meeting of Religious (AMOR) XVIII, Kenalkan Dunia Pesantren dan Toleransi Indonesia kepada Para Suster dan Biarawati Asia-Pasifik

Yogyakarta, sunanpandanaran.com – Rombongan Asia-Oceania Meeting of Religious (AMOR) berkunjung di Pesantren Sunan Pandanaran pada Minggu (4/8/2024).

AMOR sendiri merupakan pertemuan bagi suster dan biarawati wilayah Asia-Pasifik yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Tahun ini merupakan acara AMOR Ke-XVIII yang dihadiri oleh 13 negara.

AMOR dibentuk untuk mewadahi para religious perempuan Asia-Pasifik untuk membangun solidaritas, persatuan dan kerukunan dalam terang Injili (untuk Umat Kristiani) 

Sebanyak 81 peserta yang terdiri dari suster, biarawan dan biarawati negara-negara di wilayah Asia Pasifik turut dalam acara ini.

Acara ini mengangkat tema Promoting Ecological and Human Fraternity for Synodal Chruch in Asia Oceania.

Dalam acara ini Pondok Pesantren Sunan Pandanaran berperan untuk memperkenalkan Islam khususnya pendidikan pondok pesantren dan santri kepada para peserta AMOR.

Acara ini diawali dengan penyambutan para peserta AMOR turun dari perwakilan beberapa santri hingga pada pembukaan acara. Dibuka oleh kedua pembawa acara, Muhammad Ibtihaj Han dan Lutfiana Hikmawati.

Pada acara tersebut Ibu Hj. Fany Rifqoh menyampaikan sambutan mewakili Pesantren Sunan Pandanaran. Dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Pelaksana AMOR XVIII, Sr. Elizabeth Budiarti, 

Keduanya mengungkapkan  bahwa harapannya acara ini dapat memperkuat hubungan antar agama dan meningkatkan toleransi untuk dunia yang lebih baik.

Acara selanjutnya diisi dengan pemaparan materi tentang dunia pesantren Islam oleh Gus Quowwam Hassan dan Pak Rustiyadi. Dalam presentasi tersebut ditampilkan pula dokumentasi kunjungan Cardinal Angel Ayuso Guixiot M.C.C.J tahun lalu, yang sambutan tepuk tangan meriah para peserta AMOR.

Dilanjutkan dengan sharing session dan Q & A. Peserta dari berbagai negara aktif dan penuh semangat dalam sesi ini, Sebagian besar dari mereka cukup antusias mengapresiasi akan toleransi yang ada di Indonesia.

Seorang suster peserta AMOR pun meminta untuk dipakaikan hijab karena ingin mencoba seperti ketika orang Islam memakainya. Dengan dibantu santri dari Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, keinginannya untuk memakai hijab pun terkabulkan.

Thank you, my dream come true”, ucapnya diiringi tepuk tangan dan tawa ria dari peserta AMOR dan berbagai hadirin acara lainnya.

 Agenda selanjutnya diisi dengan penampilan Tari Ratoeh Jaroe hingga istirahat untuk makan siang bersam

Thanks you, my dream come true”, ucapnya diiringi tepuk tangan dan tawa ria dari peserta AMOR dan berbagai hadirin acara lainnya.

 Agenda selanjutnya diisi dengan penampilan Tari Ratoeh Jaroe hingga istirahat untuk makan siang bersama.

Pada pengenalan aktivitas dan kesenian tersebut para peserta AMOR diajak belajar sekaligus praktik kesenian Tari Ratoeh Jaroe, Hadrah dan Kaligrafi bersama para pelatih khusus.

Acara ini pun ditutup dengan penyampaian kesan dari perwakilan peserta AMOR, Sr. Marry Baron OLA dari Roma, Italia

“Kalaulah ada yang bisa menggambarkan rasa kegembiraan, rasa syukur, serta terimakasih kami terhadap Pandanaran di hari ini, maka cukuplah betapa surat terima kasih Cardinal Ayuso kepada Bapak KH. Mu’tashim Billah mewakilinya. Itulah yang kami rasakan” ungkap Sr. Marry.

“Saya tidak akan pernah melupakan gambar yang terbayang dalam benak saya tentang banyak hal yang terjadi hari ini. Saya akan menyimpannya dalam memori saya” ucapnya menyampaikan isi hatinya yang penuh kebahagiaan.

Beliau tersanjung atas segala aspek yang disajikan dan diberikan mulai dari penyambutan hingga hal lainnya.

“Bis kami disambut dengan hangat oleh para students, lalu disambut dengan lagu Hadroh yang sangat indah, juga segala hal yang membuat hari ini berkesan adalah Pandanaran sangat memerhatikan segala hal sampai ke paling detail. It’s about the small details, but it really matters.”

Dalam suasana ini para peserta AMOR, tamu dan panitia pun saling bertukar perasaan menyampaikan harunya. Dan acara ini di akhiri dengan jabat tangan dan peluk haru dari seluruh peserta serta berbagai tamu acara tersebut.

Sebagaimana harapan pelaksanaannya, semoga acara ini dapat memperkuat hubungan antar agama umat dunia dan meningkatkan toleransi dalam dunia global.

 

Penulis: Fadhilatul Aisyah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *